“KATA PENGANTAR”
Puji
syukur penulis panjatkan kepada TUHAN YANG MAHA ESA, karena atas penyertaannya
sehingga penyusunan makalah ini bisa selesai dengan baik, guna memenuhi dan melengkapi tugas
perekonomian Indonesia mengenai “sistem ekonomi sosialisme”.
Dalam
proses penulisan makalah ini kami penulis banyak menemui kesulitan dalam
menjabarkan materi dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, namun kami
menyadari banyaknya kekurangan dalam menyajikannya. Oleh karena itu, kami
sangat menghargai bantuan dari segala pihak yang telah memberi bantuan baik
berupa dukungan semangat dari orang tua, buku-buku, serta bermacam-macam bahan
penulisan sehingga makalah ini dapat terwujud. Maka dari itu kami penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen mata kuliah perekonomian Indonesia
yang telah memberi bimbingan berupa materi, orang tua, dan juga teman-teman
yang telah memberi saran, sehingga kami dapat menyelesaikannya. Demi
kesempurnaan makalah ini, kami penulis mengharapkan saran dan kritik dari
teman-teman.
Dengan
demikian, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
pembaca mengenai Perekonomian Indonesia.
Selamat
membaca, Tuhan Yesus Memberkati.
Tondano, September 2012
Penulis
“ DAFTAR ISI “
Halaman
Judul .................................................................................
Kata
Pengantar ................................................................................ i
Daftar
Isi ............................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN :
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN :
A. Sejarah Lahirnya Sistem Ekonomi
Sosialisme ........................... 3
B. Perspektif Sistem Ekonomi Sosialisme ..................................... 4
C. Perbedaan Pemahaman Antara Sistem
Ekonomi
Sosialisme
dan Sistem Ekonomi Kapitalisme ............................... 6
D. Dampak Sistem Ekonomi Sosialisme ............................................. 8
E. Contoh Negara Yang Menganut
Sistem Ekonomi Sosialisme .................. 10
BAB
III PENUTUP :
A. Kesimpulan .............................................................................. 12
B. Saran .................................................................................. 12
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................... 13
PERTANYAAN
BESERTA JAWABAN DISKUSI .................................................... 14
BAB I
“ PENDAHULUAN “
A. Latar Belakang
Sosialisme, berasal dari kata
Sosial, sesuatu yang menyangkut aspek hidup masyarakat, Sosialisme adalah
Sebuah doktrin politik yang menekankan pemilikan kolektif dari alat-alat
produksi, memberikan suatu peran yang besar pada negara dalam menjalankan perekonomian
dengan kepemilikan masyarakat luas (Nationalization) atas industri. Berdasarkan
pengertian ini, para ahli ekonomi menafsirkan gagasan ini sebagai dasar atau
sebagai sumber-sumber yang tersedia untuk masyarakat manapun pada suatu waktu,
yang kemudian dikenal dengan teori ekonomi sosialis. Sistem
ekonomi sosialis disebut juga sistem ekonomi terpusat. Mengapa disebut
terpusat? Karena segala sesuatunya harus diatur oleh negara, dan dikomandokan
dari pusat. Pemerintahlah yang menguasai seluruh kegiatan ekonomi. Sistem
perekonomian sosialis merupakan sistem perekonomian yang menghendaki kemakmuran
masyarakat secara merata dan tidak adanya penindasan ekonomi. Untuk mewujudkan
kemakmuran yang merata pemerintah harus ikut campur dalam perekonomian. Oleh
karena itu hal tersebut mengakibatkan potensi dan daya kreasi masyarakat akan
mati dan tidak adanya kebebasan individu dalam melakukan kegiatan ekonomi. Tujuan pokok adanya campur tangan
pemerintah ialah untuk menghindari akibat-akibat negative dari system ekonomi
bebas. Misalnya golongan yang makin lemah akan semakin tertindas dan golongan
yang kuat semakin kokoh kedudukannya.
Ciri khas system ekonomi sosialis ialah factor-faktor
produksi dimiliki bersama-sama antar pemerintah dan pihak swasta. Mereka juga bersama-sama
melakukan kegiatan ekonomi. Hak milik individu diakui sepenuhnya. Dasar yang digunakan dalam sistem ekonomi sosialis
adalah ajaran Karl Marx, di mana ia berpendapat bahwa apabila kepemilikan
pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelas-kelas
sehingga akan menguntungkan semua pihak.
Lawan atau teori berseberangan dari ekonomi sosialisme
adalah ekonomi kapitalisme. Teori yang dikemukakan oleh sistem ekonomi
sosialisme berbeda pemahaman dengan sistem ekonomi kapitalisme.
B.
Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang di atas maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah dari mazhab/aliran sistem ekonomi
sosialisme ?
2. Hal apakah yang membuat sistem ekonomi sosialisme berbeda
pemahaman dengan sistem ekonomi kapitalisme ?
C.
Tujuan Penulisan
Dari perumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah
ini sebagai berikut :
1. Mengetahui arti sejarah dari mazhab/aliran sosialisme dan
memahami sistem ekonomi sosialisme.
2. Mengetahui hal-hal apa saja yang membuat sistem ekonomi
sosialisme dan sistem ekonomi kapitalisme berbeda.
3. Mengetahui dampak sistem ekonomi sosialisme bagi
pelaku-pelaku ekonomi
BAB II
“ PEMBAHASAN “
SISTEM EKONOMI SOSIALISME
A.
Sejarah Lahirnya Sistem Ekonomi Sosialisme
Pemikiran-pemikiran
mazhab/aliran Klasik dinilai oleh para pemikir ekonomi selanjutnya banyak
terdapat kelemahan-kelemahan, dan merugikan masyarakat, terutama banyak
merugikan kaum buruh. Maka kemudian lahirlah mazhab baru yang dinamakan mazhab
sosialisme.
Mazhab Sosialisme
dikatakan lahir dan bekembang sebagai reaksi terhadap akibat buruk dari adanya
revolusi industri. Yaitu, Dalam sejarahnya, revolusi industri tidak serta merta
ada begitu saja. Revolusi ini muncul sesudah masyarakat Eropa melampaui masa
kegelapan. Masa di mana “pemikiran” mereka mengalami ke-mandeg-an. Renaisance
yang muncul pada abad 17 membuat manusia Eropa terlecut, dan kembali ke jalan
pemikiran. Dan kesadaran berfikir inilah yang memiliki peran penting membawa
manusia Eropa (Inggris khususnya) ke dalam sebuah perubahan besar. Revolusi
industripun lahir, di antara puing-puing peradaban Yunani. Manusia-manusia
Eropa bergerak, dan segera merubah dunia mereka. Corak agraris, dirubah menjadi
industris. Tenaga-tenaga manusia mulai diganti gerak-gerak mesin yang
bermunculan setelah ditemukannya mesin uap. Pabrik-pabrikpun segera saja
mengisi sudut-sudut Eropa modern.
Revolusi
industri tidak hanya merubah Eropa dari masyarakat agraris menjadi masyarakat
industris, tapi lebih dari itu. Sistem sosial masyarakatnya pun perlahan
berubah. Muncul strata-strata baru di dalamnya. Penggolongan tidak lagi
didasarkan pada keturunan dan agama, tidak lagi hanya siapa yang bangsawan dan
yang bukan. Kondisi ini ada kerena munculnya kelas-kelas baru, kaum buruh
(proletar) dan pemodal (borjuis) yang memegang kapital. Di sini siapa yang
mampu mengendalikan kapital dialah yang berkuasa. Revolusi Industri memang
membawa kemajuan dan banyak kekayaan, sungguhpun pada kenyataannya banyak dari
rakyat terutama kaum buruh yang hidupnya tetap miskin karena gaji buruh bukan
hanya sangat rendah tetapi juga selalu ditekan.
Para tokoh pemikir Sosialisme sangat anti terhadap
kapitalisme, karena meraka yang semakin kaya itu adalah hanya kaum pemilik
modal atau kaum kapitalis, dengan demikian tejadi kesenjangan ataupun
ketimpangan pola hidup, yaitu jurang yang semakin dalam antara si kaya dan
miskin. Sosialisme merupakan doktrin yang menyokon pemilikan dan pengawasan
publik terhadap alat-alat produksi utama, adapun tujuannya untuk mencapai
distribusi barang yang lebih efisien dan adil.
Prinsip-prinsip ajaran Sosialisme berakar pada transformasi
ekonomi, sosial, dan kultural eropa selama abad 18 sampai 19. Ide pokok
lahirnya adalah dari suatu ketidak puasan manusia yang terus menerus akan
kondisi eksistensinya. Ketidak-puasan itu tercermin dalam hasrat mereka untuk
mengatasi berbagai rupa kelangkaan, ketidakadilan, dan persoalan sosial serta
kerinduan akan keadilan, kebahagiaan, kesempurnaan.
Secara garis besar, faktor-faktor yang mendorong lahirnya
Sosialisme:
1. Karena adanya revolusi Industri
2. Karena bangkitnya kaum borjuis (majikan) dan kaum
proletariat (buruh)
3. Munculnya pemikiran-pemikiran baru yang lebih terpelajar,
dan lebih rasional terhadap kehidupan manusia & masyarakatnya.
Perkembangan dan upaya semua pengejaran terhadap kekayaan
pribadi dianggap oleh mazhab Sosialisme sebagai akar ketidak adilan diantara
manusia, dan sebagai penyebab keruntuhan moral serta buruknya orde masyarakat.
Oleh sebab itu, penghapusan atas hak-hak milik swasta atau pun pengawasan
terhadap manifestasinya yang tidak diinginkan adalah merupakan ajaran pokok
Sosialisme.
Para tokoh pemikir Sosialisme menyatakan bahwa sesungguhnya
kaum buruh (tenaga kerja) adalah sumber dari seluruh kekayaan, oleh sebab itu
kaum pekerja seharusnya mendapatkan seluruh hasil usahanya. Sosialisme juga
mempertahankan bahwa karena produksi adalah usaha kolektif, dibawah sistem
pabrik industri, maka kepemilikan berbagai rupa alat-alat produksi harus pula
secara kolektif.
B.
Perspektif Sistem Ekonomi Sosialisme
1. Ciri-ciri sistem ekonomi sosialisme :
-
Lebih
mengutamakan kebersamaan (kolektivisme). Yaitu, masyarakat dianggap sebagai
satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi belaka. Dan tidak
ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
-
Peran
pemerintah sangat kuat. Yaitu, pemerintah bertindak aktif mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan. Dan alat-alat produksi dan
kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
-
Sifat
manusia ditentukan oleh pola produksi. Yaitu, pola produksi (aset dikuasai
masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis). Dan pola
produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme
(masyarakat kapitalis).
-
Tidak
ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
-
Alat-alat produksi dan kebijaksanaan
ekonomi semuanya diatur oleh negara.
2.
Kelebihan-kelebihan
sistem ekonomi sosialisme :
-
Disediakannya
kebutuhan pokok :
Setiap warga Negara disediakan kebutuhan pokoknya,
termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan,
serta tempat dan lain-lain. Setiap individu mendapatkan pekerjaan dan orang
yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada dalam pengawasan
Negara.
-
Didasarkan
perencanaan Negara :
Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan
Negara Yang sempurna, diantara produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian
masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti yang berlaku dalam
System Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi.
-
Produksi
dikelola oleh Negara :
Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara,
sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan
Negara.
3.
Kelemahan-kelemahan
sistem ekonomi sosialisme :
-
Sulit melakukan transaksi :
Tawar-menawar
sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan
pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan makanan
sebanyak dua kali. Jual beli sangat terbatas, demikian pula masalah harga juga ditentukan
oleh pemerintah, oleh karena itu stabilitas perekonomian Negara sosialis lebih
disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara, bukan ditentukan oelh
mekanisme pasar.
-
Membatasi kebebasan:
System
tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan
individu yang menghambatnya dalam memperoleh kebebasan berfikir serta
bertindak, ini menunjukkan secara tidak langsung system ini terikat kepada
system ekonomi dictator. Buruh dijadikan budak masyarakat yang memaksanya
bekerja seperti mesin.
-
Mengabaikan
pendidikan moral :
Dalam system ini semua kegiatan diambil alih untuk
mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidikan moral individu diabaikan.
-
Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan (Maka kreativitas masyarakat tehambat, produktivitas
menurun, produksi dan perekonomian akan mandeg).
4.
Kritik dan
keberatan tentang sosialisme dapat dikelompokkan menjadi :
-
Harga
-
Keuntungan dan
kerugian
-
Hak milik
pribadi
5. Tujuan dari Sistem Ekonomi Sosialisme adalah :
-
Distribusi kekayaan secara merata, agar supaya dapat menghapuskan
bermacam-macam kelas didalam tubuh masyarakat.
-
Menghapus pemilikan pribadi. Ajaran ini mendahulukan kepentingan
orang banyak dari pada kepentingan individu. Mengakui hak milik pribadi bagi kaum
sosialis merupakan kezaliman dan penyimpangan sehingga harus dihapus. Segala
usaha yang mengarah kepada pengakuan hak milik pribadi harus dimusnahkan,
walaupun dengan jalan kekerasan dan membangkitkan dengki.
-
Ingin menegakkan keadilan dan
keseimbangan dalam ekonomi.
C.
Perbedaan Pemahaman Antara Sistem Ekonomi Sosialisme dan Sistem Ekonomi Kapitalisme
Sistem ekonomi
sosialis mempunyai tujuan untuk kemakmuran bersama, filosofi ekonomi sosialis
adalah bagaimana mendapatkan kesejahteraan, sedangkan sistem ekonomi
kapitalisme adalah sistem ekonomi dimana kekayaan produktif terutama dimiliki
secara pribadi dan produksi terutama untuk penjualan. Tujuan dari pemilikan
pribadi tersebut adalah untuk mendapatkan suatu keuntungan yang lumayan dari
penggunaan kekayaan pruduktif.
Perkembangan
sosialisme dimulai dari kritik terhadap kapitalisme
yang pada waktu itu kaum kapitalis atau kaum borjuis mendapat legitimasi gereja
untuk mengeksploitasi buruh. Inilah yang menjadikan Karl Marx mengkritik sistem
kapitalis sebagai ekonomi yang tidak sesuai dengan aspek kemasyarakatan.
Ciri-ciri Pokok Dasar Produksi Materil dalam
sosialisme ialah produksi besar secara maksimal dalam segala cabang
perekonomian yang berdasarkan teknik yang semaju-majunya dan kerja yang bebas
dari pemerasan dan penghisapan. Dibandingkan dengan kapitalisme, produksi dalam
sosialisme menggunakan teknik yang lebih tinggi, yang satu berhubungan dengan
yang lain dalam suatu kesatuan dalam seluruh Negara dan dibentuk atas dasar
milik masyarakat atas alat-alat produksi serta perkembangannya diatur menurut
rencana tertentu dalam keseluruhannya untuk kepentingan seluruh masyarakat,
hingga tidak terbentur kepada rintangan-rintangan yang terdapat dalam
kapitalisme yang berdasarkan milik pribadi atas alat-alat produksi. Produksi
sosialis adalah suatu pemusatan produksi yang terbesar dengan menggunakan
mekanisme yang tertinggi dalam dunia. Dalam masyarakat kapitalis mesin-mesin
digunakan sebagai alat penghisapan dan pemerasan terhadap Rakyat pekerja dan
hanya dimasukan ke dalam produksi, jika memperbesar keuntungan kaum kapitalis
dan mengurangi upah kaum pekerja. Penggunaan mesin dalam masyarakat sosialis
ditujukan untuk menghemat kerja dan untuk meringankan pekerjaan dalam segala
bidang perekonomian dan untuk mempertinggi kesejahteraan Rakyat. Karenanya
dalam masyarakat sosialis tidak ada pengangguran, mesin tidak dapat menjadi
saingan kaum pekerja, bahkan memberi jasa sebesar-besarnya kepada kaum pekerja.
Dibandingkan dengan dalam kapitalisme penggunaan mesin dalam sosialisme
mendapatkan lapangan yang luas sekali.
Likuidasi milik pribadi
atas alat-alat produksi mengandung akibat, bahwa semua hasil ilmu pengetahuan
dan teknik dalam sosialisme menjadi milik bersama seluruh masyarakat. Dalam
perekonomian sosialis tidak mungkin ada terjadi menghentikan kemajuan teknik
dengan sengaja, tetapi dalam sosialisme cara ini digunakan sebagai suatu metode
oleh kaum kapitalis monopoli untuk kepentingan sendiri guna mendapatkan
keuntungan yang lebih besar. Produksi sosialis yang berkewajiban mencukupi
keperluan masyarakat seluruhnya, menghendaki suatu perkembangan dan penyempurnaan
bidang teknik dengan tak putus-putus: caranya ialah senatiasa mengganti
alat-alat teknik yang lama dengan yang baru dan mengganti yang baru dengan yang
terbaru. Dengan demikian timbullah suatu keharusan adanya penanaman-penanaman
modal yang besar sekali dalam perekonomian Rakyat. Dengan adanya pemusatan
alat-alat produksi dan akumulasi perekonomian yang terpenting didalam
tangannya, Negara sosialis dapat membuat penanaman modal dalam segala cabang
produksi. Berbeda dengan dalam kapitalisme, kemajuan teknik dalam sosialisme
tidak terhambat oleh beban teknik yang lama. Dengan demikian sosialisme dapat
menjamin bahwa teknik mesin modern dalam segala cabang produksi dilaksanakan
dengan konsekuen, juga dalam bidang pertanian. Sebaliknya dalam masyarakat kapitalis,
terutama dalam masyarakat negeri-negeri yang menjadi jajahan kapitalisme bidang
pertanian dan beberapa cabang perekonomian masih berdasarkan atas pekerjaan
perorangan.
Dalam sosialisme kedudukan kaum pekerja berubah sama sekali sampai kepada
dasarnya. Kaum pekerja bukan lagi buruh yang terhisap dan terperas, yang hanya
menerima upah sekedar agar tidak mati kelaparan. Seluruh rakyat pekerja
dibebaskan dari penghisapan dan pemerasan; kaum pekerja perindustrian, kaum
tani kolektif dan kaum cendekiawan pembela rakyat adalah unsur-unsur pokok yang
menjadi dasar kehidupan masyarakat sosialis. Seluruh kaum pekerja bekerja untuk
dirinya sendiri dan untuk masyarakat, tidak untuk kepentingan kaum penghisap
dan kaum pemeras; itulah sebabnya, maka kaum pekerja berkepentingan sekali akan
penyempurnaan produksi atas dasar penggunaan yang sebaik-baiknya alat-alat
teknik yang ada.
Bersamaan dengan itu tingkat kualifikasi teknik kaum pekerja menjadi
naik, yang menambah kegiatan ciptanya dalam kemajuan produksi dan penemuan baru
alat-alat dan perkakas kerja. Kaum pekerja, kaum tani kolektif dan kaum
cendekiawan pembela rakyat tidak sedikit memberikan bantuannya dalam kemajuan
teknik, dalam menemukan norma-norma baru dalam bidang teknik. Dengan demikian
pula dalam sosialisme dapat terjamin suatu perkembangan yang cepat dan tak
putus-putus dari pada tenaga produktif.
D. Dampak Sistem
Ekonomi Sosialisme
Sistem Ekonomi Sosialis adalah sistem
perekonomian yang memberikan kebebasan bagi masyarakat, namun seluruh aktivitas perekonomiannya
direncanakan, dilaksanakan dan diawasi oleh pemerintah secara terpusat. Dan
tentunya untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Sistem Ekonomi Sosialis
sebenarnya bisa menjadi sistem perekonomian yang ideal di Indonesia ini. Namun
jika pemerintahan yang tidak jujur seperti sekarang ini sangat rentan
menimbulkan korupsi dan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap
pemerintahan.
Dampak
penerapan sistem ekonomi sosialisme bagi :
1.
Produsen
Dampak bagi produsen jika suatu negara menerapkan sistem
ekonomi sosialisme adalah produsen tidak secara bebas memproduksi barangnya
karena semua alat-alat produksi (tanah, mesin-mesin, pabrik), diproduksi,
dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah atau negara dan tidak ada hak milik
pribadi atas alat-alat produksi tersebut. Seluruh kegiatan produksi juga
dilakukan oleh negara dan tidak ada usaha swasta, semua perusahaan adalah
perusahaan negara. Jumlah dan jenis barang yang harus diproduksi juga
ditentukan oleh Badan Perencana Ekonomi Pusat yang dibentuk oleh pemerintah.
Semua kegiatan yang dilakukan oleh produsen dikuasai oleh pemerintah atau
negara dan produsen tidak secara bebas untuk memproduksi barang atau jasa. Dan
keuntungannya digunakan untuk kepentingan negara/masyarakat.
2.
Konsumen
Dampak
bagi konsumen jika suatu negara menerapkan sistem ekonomi sosialisme adalah
konsumen sulit melakukan transaksi, yaitu tawar-menawar sangat sukar dilakukan
karena harga barang/jasa ditentukan oleh pemerintah dan hak milik perorangan
tidak diakui karena dibatasi oleh pemerintah/negara. Tiap-tiap individu juga
mempunyai kebebasan yang relative terbatas dalam membuat ekonomi, sehingga
dalam sistem ini akan membuat matinya inisiatif idiividu untuk maju karena
sering terjadinya monopoli yang merugikan masyarakat sehingga masyarakat tidak
memiliki kebebasan dalam memilih serta mengolah sumber daya, karena sumberdaya
dikelola oleh pemerintah/negara.
3.
Buruh
Dampak bagi buruh/tenaga kerja jika
suatu negara menerapkan sistem ekonomi sosialisme adalah semua warga masyarakat
dalam sistem ini merupakan tenaga kerja/karyawan yang wajib ikut berproduksi
sesuai dengan kemampuannya, yang kemudian diberi upah/gaji oleh negara sesuai
dengan kebutuhannya. Dalam sistem ini terdapat pembagian pendapatan yang merata
bagi kaum buruh, sehingga adanya kesejahteraan. Namun, walaupun demikian sistem
ekonomi ini telah mengorbankan kemerdekaan manusia/pekerja secara pribadi.
Karena, hak milik pribadi atas barang-barang produksi tidak ada, sehingga menyebabkan
kurangnya dorongan untuk bekerja secara produktif.
4. Upah
Dampak upah atau pendapatan bagi
produsen, konsumen, ataupun pekerja dalam sistem ekonomi ini dapat terlaksana
dengan cukup baik. Karena, pemerintah yang akan mengaturnya dan tentunya akan dilihat
dari kondisi yang ada. Contohnya, untuk melindungi konsumen maka ditetapkan
harga maksimum dan untuk melindungi produsen ditetapkan harga minimum, dan
untuk melindungi para pekerja ditetapkan upah minimum agar dapat memenuhi
standar kebutuhan hidup minimum yang layak.
5. Pertumbuhan
Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi didefinisikan
sebagai proses pengurangan atau penghapusan kemiskinan, kepincangan distribusi
pendapatan, kemiskinan dan meningkatkan produksi barang dan jasa. Kondisi
pertumbuhan ekonomi jika menerapkan sistem ekonomi sosialisme adalah sesuai
dengan arti dan tujuan dari sistem ekonomi sosialisme yaitu pemerintah
mengusahakan agar supaya semua masyarakat berusaha bersama-sama untuk
kepentingan bersama juga. Yaitu mengutamakan kepentingan bersama terlebih
dahulu, kemudian kepentingan individu. Dan seluruh kegiatan produksi diatur,
dikelola, dan dimiliki oleh pemerintah dengan usaha untuk mendapatkan hasil
yang banyak untuk kepentingan bersama. Jika dilihat dari ciri-ciri sistem
ekonomi sosialisme, maka jika kita menganut sistem ini salah satu tujuannya
yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
E.
Contoh Negara Yang Menganut Sistem Ekonomi Sosialisme
Sistem
ekonomi ini dianut oleh negara-negara komunis, dimana pemerintah sepenuhnya
menetukan corak kegiatan ekonomi yang akan dilakukan. Perencanaan dilakukan
meliputi hampir semua aspek kehidupan ekonomi. Negara-negara yang pernah
menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba, Uni
Soviet(Rusia), Cina dan Laos. Sistem ekonomi ini pernah dianut juga oleh
negara-negara di Eropa Timur yaitu Ceko, Polandia, Estonia, Lithuania, Latvia,
dan Hungaria. Karena, pada akhir tahun 1980-an, negara-negara sosialis bekas
Uni Soviet, Eropa Timur dan Tengah mengalami pertumbuhan ekonomi sangat rendah,
dan sebagian mengalami pertumbuhan negatif. Tingkat kesejahteraan semua
masyarakat dalam sistem sosialis jauh lebih rendah dibandingkan kesejahteraan
masyarakat yang menganut mekanisme pasar. Pemerintah cenderung mendominasi permasalahan
perekonomian, baik menjadikan beberapa industri menjadi milik negara dan tidak
adanya pengakuan terhadap hak-hak pribadi.
Kita mengambil contoh negara Uni Soviet.
Uni Soviet adalah negara komunis yang pernah ada antara
tahun 1922-1991 di Eurasia. Uni Soviet menganut sistem politik satu partai yang
didominasi oleh Partai Komunis hingga 1990. Walaupun Uni Soviet sebenarnya
adalah suatu kesatuan politik dari beberapa republik Soviet dengan ibu kota di
Moskwa, nyatanya Uni Soviet menjelma menjadi negara yang pemerintahannya sangat
terpusat dan menerapkan sistem ekonomi komando.
Pemerintah negara Uni Soviet pernah mencoba menerapkan
sistem ekonomi sosialis yang dicetuskan Karl Marx dalam kitabnya, Das Kapital. Pemerintah
mengusahakan pemerataan ekonomi penduduk dengan menguasai dan mengontrol semua
sumber daya alam, industri-industri penting, perbankan, dan sarana publik.
Tujuan akhir dari sistem ini adalah, kesejahteraan yang merata dalam masyarakat
tanpa ada hirarki kelas sosial.
Namun,
sebelum cita-cita tersebut tercapai, sistem sosialis runtuh karena perselisihan
antar pimpinan dan korupsi di dalam tubuh pemerintah itu sendiri. Dengan kata
lain, sistem ekonomi sosialis tidak berhasil memeratakan kesejahteraan rakyat
namun malah memperpuruk rakyat ke dalam kemiskinan karena dominasi pemerintah
membuat roda perekonomian tidak berkembang. Hal ini juga terjadi karena adanya
ketidakpuasan masyarakat dan negara bagiannya terhadap kondisi-kondisi ekonomi
yang dijalankannya.
Pada 1990
pemerintah Soviet praktis telah kehilangan seluruh kendali terhadap
kondisi-kondisi ekonomi. Pengeluaran pemerintah meningkat dengan tajam karena
semakin meningkatnya usaha-usaha yang tidak menguntungkan yang membutuhkan
dukungan negara sementara subsidi harga konsumen juga berlanjut.
Perolehan
pajak menurun karena perolehan dari penjualan vodka merosot drastic karena
kampanye anti alkohol dan karena pemerintahan republik dan
pemerintah-pemerintah setempat menahan perolehan pajak dari pemerintah pusat di
bawah semangat otonomi regional. Penghapusan kontrol pemerintah pusat terhadap
keputusan-keputusan produksi, khususnya dalam sektor barang-barang konsumen,
menyebabkan runtuhnya hubungan pemasok-produsen sementara hubungan yang baru
tidak terbentuk. Jadi, bukannya merampingkan sistem, program desentralisasi
Presiden Gorbachev menyebabkan kemacean-kemacetan produksi yang baru.
Saat ini Negara
yang menganut sistem ekonomi sosialis sudah tidak ada lagi. Uni Soviet
(sekarang Rusia) beserta negara-negara pengikutnya telah gagal dalam
menjalankan prinsip sosialisme sebagai cara hidupnya baik secara ekonomi,
moral, maupun sosial dan politik. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya
kemampuan pemerintah pusat untuk menangani seluruh masalah yang muncul, baik di
tingkat pusat maupun ditingkat daerah. Selain itu, pada kenyataannya telah
terjadi banyak penyelewengan yang dilakukan oleh pemerintah.
BAB
III
“
PENUTUP “
a. Kesimpulan :
Sistem ekonomi sosialisme adalah
sesuatu hal yang menyangkut tentang aspek hidup masyarakat secara luas dan
bukan mengenai hak kepemilikan pribadi. Melainkan mendahulukan kepentingan
orang banyak dari pada kepentingan individu/pribadi, karena visi dari ekonomi
sosialisme adalah keslamatan bersama diatas keslamatan individu dan sama rata
sama rasa.
Dalam sistem ekonomi sosialis,
masyarakatnya bebas. Namun, Negara/pemerintah juga sangat berperan penting,
disini Negara bisa berbuat sewenang-wenang agar supaya kebutuhan setiap
masyarakat dapat disesuaikan dan terpenuhi dengan baik.
b. Saran :
Semoga dengan tersusunnya makalah
ini dapat memberikan informasi dari mazhab/aliran ekonomi sosialisme,
teori-teorinya dan sampai kepada perbedaan pemahaman dengan ekonomi
kapitalisme. Juga lebih menambah pengetahuan kita dibidang perekonomian Indonesia.
Sebagai generasi muda, marilah kita berusaha membantu
pemerintah dalam usaha mengembangkan perekonomian. Walaupun dalam hal yang
kecil seperti berbisnis kecil-kecilan dan menjalankan kewajiban kita kepada
pemerintah dengan baik. Karena, Pertumbuhan
perekonomian membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Yaitu jika
perekonomian dinegara kita baik, maka negara kita akan sejahtera dan akan lebih
maju lagi seperti negara-negara yang lain
“
DAFTAR PUSTAKA “
- Darwin Iskandar, Sistem Perekonomian Sosialis.
- Zonaeksis.com
- Drs. Wahyu Hidayat R, M.M, Konsep Sistem Ekonomi.
- http://kaisar-forum.com/index.php?topic=466.0
- Drs. Sudrajad, MM. Perkembangan sistem perekonomian dan pengaruh kondisi perekonomian terhadap bisnis. Universitas Mercu Buana.
- Blog’e Emas Abib, Perekonomian Indonesia
- Khhaiirunnisa Fathin Blog, Sistem Perekonomian Indonesia
- http://www.seputarforex.com/berita/forex/detail.php?nid=93382&, negara Uni Soviet
- Wikipedia Internet :
1.
EKONOMI PEMBANGUNAN, UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2012
2. REFERENSI MAKALAH
“PERTANYAAN
BESERTA JAWABAN DISKUSI”
1. Sdra. Bryan Tulus :
- Pertanyaan :
“Mengapa harga, keuntungan,
kerugian, dan hak milik pribadi merupakan kritik dan keberatan tentang sistem
ekonomi sosialisme ?”
- Jawaban
:
“Harga, keuntungan, kerugian, dan
hak milik pribadi merupakan kritik dan keberatan tentang sosialisme, karena :
Pertama masalah harga. Karena harga ditentukan oleh pemerintah, maka jual beli
sangat terbatas dan sulit untuk bertransaksi. Kedua masalah keuntungan dan
kerugian. Contohnya, pada saat melakukan tawar-menawar. Karena harga ditentukan
oleh pemerintah maka sulit untuk melakukan tawar-menawar. Mungkin dengan
keuntungan/pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat sebagai suatu upah dari
pemerintah hanya pas-passan atau hanya secukupnya, dengan rencana akan membeli
makanan sebanyak 3 kali sehari, maka dengan sulitnya tawar-menawar tersebut
maka masyarakat hanya mampu membeli makanan sebanyak 2 kali sehari. Hal ini
masyarakat terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta
milik pribadinya. Dan yang ketiga hak milik pribadi. Dalam sistem ini semua
kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidikan moral
individu diabaikan. Dan tidak ada kebebasan bagi individu untuk memilih
pekerjaan padahal ini merupakan hak pribadinya, sehingga kreativitas masyarakat
menjadi terhambat dan produktivitas perkonomian menurun.”
2. Sdra. Ade Ch.
Tahulending :
- Pertanyaan :
“ Tadi dikatakan bahwa secara garis
besar ada 3 faktor yang mendorong lahirnya sosialisme, yaitu karena adanya
revolusi industri, karena kaum borjuis (majikan) dan kaum proletariat (buruh),
munculnya pemikiran-pemikiran baru yang lebih terpelajar, dan lebih rasional
terhadap kehidupan manusia & masyarakatnya. Yang akan saya tanyakan adalah
tentang faktor yang kedua. Coba jelaskan mengenai kaum borjuis (majikan) dan
kaum proletariat (buruh) sebagai salah satu faktor pendorong lahirnya
sosialisme ?”
- Jawaban :
“Karena, pada waktu zaman ekonomi
klasik kaum borjuis (majikan) dan kaum proletariat (buruh) ini muncul sebagai
kelas-kelas baru yang didalamnya yaitu siapa yang mampu mengendalikan
kapital/modal dialah yang berkuasa/menjadi majikan dan kaum buruh hidupnya
tetap kekurangan dan miskin karena gaji buruh bukan hanya sangat rendah tetapi
juga selalu ditekan. Karena salah satu hal inilah maka sistem ekonomi sosialisme
muncul, karena dalam sistem ekonomi sosialisme pengejaran terhadap kekayaan
pribadi dianggap sebagai akar ketidak adilan diantara manusia, dan sebagai
penyebab keruntuhan moral serta buruknya orde masyarakat. Oleh sebab itu,
penghapusan atas hak-hak milik swasta atau pun pengawasan terhadap
manifestasinya yang tidak diinginkan adalah merupakan ajaran pokok Sosialisme.
Para tokoh pemikir Sosialisme menyatakan bahwa sesungguhnya kaum buruh (tenaga
kerja) adalah sumber dari seluruh kekayaan, oleh sebab itu kaum pekerja
seharusnya mendapatkan seluruh hasil usahanya.”
3.
Sdra. Stevenly Edward :
- Pertanyaan :
“Tadi dikatakan bahwa sosialisme
merupakan untuk kepentingan/milik bersama, namun bagaimana bagi pemodal ?
Apakah mereka sudah tidak berinvestasi lagi ? Karena sistem ini untuk
kepentingan bersama dan bukan untuk kepentingan pribadi, sedangkan para pemodal
berinvestasi untuk mencapai keuntungan ?”
- Jawaban :
“Yah.. Sistem ekonomi sosialisme
merupakan suatu sistem yang tidak menyetujui kepentingan-kepentingan pribadi
contohnya seperti sistem kapitalisme, karena dalam sistem ekonomi kapitalisme
mengutamakan kepentingan pribadi bukan kepentingan bersama. Karena itu dalam
sistem ini walaupun masyarakatnya bebas namun tetap mengikuti prosedur dari
pemerintah. Yaitu mengutamakan kepentingan bersama, dan hanya ada perusahaan
negara bukan swasta. Pemodal boleh berinvestasi, asalkan tujuannya yang pertama
untuk kepentingan bersama kemudian kepentingan pribadi.”