Sabtu, 19 Oktober 2013

SISTEM EKONOMI SOSIALISME



“KATA PENGANTAR”

            Puji syukur penulis panjatkan kepada TUHAN YANG MAHA ESA, karena atas penyertaannya sehingga penyusunan makalah ini bisa selesai dengan baik, guna memenuhi dan melengkapi tugas perekonomian Indonesia mengenai “sistem ekonomi sosialisme”.
Dalam proses penulisan makalah ini kami penulis banyak menemui kesulitan dalam menjabarkan materi dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, namun kami menyadari banyaknya kekurangan dalam menyajikannya. Oleh karena itu, kami sangat menghargai bantuan dari segala pihak yang telah memberi bantuan baik berupa dukungan semangat dari orang tua, buku-buku, serta bermacam-macam bahan penulisan sehingga makalah ini dapat terwujud. Maka dari itu kami penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen mata kuliah perekonomian Indonesia yang telah memberi bimbingan berupa materi, orang tua, dan juga teman-teman yang telah memberi saran, sehingga kami dapat menyelesaikannya. Demi kesempurnaan makalah ini, kami penulis mengharapkan saran dan kritik dari teman-teman.
Dengan demikian, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pembaca mengenai Perekonomian Indonesia.
            Selamat membaca, Tuhan Yesus Memberkati.


                                                                                                               Tondano, September 2012


                                                                                                                             Penulis     


“ DAFTAR ISI “


Halaman Judul                                            .................................................................................
Kata Pengantar                                            ................................................................................      i
Daftar Isi                                        .............................................................................................     ii
BAB I  PENDAHULUAN :
            A. Latar Belakang                                 ..........................................................................     1
            B. Rumusan Masalah                                  .....................................................................     2
            C. Tujuan Penulisan                                  .......................................................................     2
BAB II  PEMBAHASAN :
            A. Sejarah Lahirnya Sistem Ekonomi Sosialisme                                 ...........................     3
            B. Perspektif  Sistem Ekonomi Sosialisme                                 .....................................     4
            C. Perbedaan Pemahaman Antara Sistem Ekonomi
                 Sosialisme dan Sistem Ekonomi  Kapitalisme                             ...............................     6
            D. Dampak Sistem Ekonomi Sosialisme                             .............................................     8
            E. Contoh Negara Yang Menganut Sistem Ekonomi Sosialisme                  ..................   10
BAB III  PENUTUP :
            A. Kesimpulan                                   ..............................................................................   12
            B. Saran                                         ..................................................................................   12
DAFTAR PUSTAKA                              ...................................................................................   13
PERTANYAAN BESERTA JAWABAN DISKUSI            ....................................................   14
           
                                                                                                                                                    







BAB I
“ PENDAHULUAN “

A. Latar Belakang
Sosialisme, berasal dari kata Sosial, sesuatu yang menyangkut aspek hidup masyarakat, Sosialisme adalah Sebuah doktrin politik yang menekankan pemilikan kolektif dari alat-alat produksi, memberikan suatu peran yang besar pada negara dalam menjalankan perekonomian dengan kepemilikan masyarakat luas (Nationalization) atas industri. Berdasarkan pengertian ini, para ahli ekonomi menafsirkan gagasan ini sebagai dasar atau sebagai sumber-sumber yang tersedia untuk masyarakat manapun pada suatu waktu, yang kemudian dikenal dengan teori ekonomi sosialis. Sistem ekonomi sosialis disebut juga sistem ekonomi terpusat. Mengapa disebut terpusat? Karena segala sesuatunya harus diatur oleh negara, dan dikomandokan dari pusat. Pemerintahlah yang menguasai seluruh kegiatan ekonomi. Sistem perekonomian sosialis merupakan sistem perekonomian yang menghendaki kemakmuran masyarakat secara merata dan tidak adanya penindasan ekonomi. Untuk mewujudkan kemakmuran yang merata pemerintah harus ikut campur dalam perekonomian. Oleh karena itu hal tersebut mengakibatkan potensi dan daya kreasi masyarakat akan mati dan tidak adanya kebebasan individu dalam melakukan kegiatan ekonomi. Tujuan pokok adanya campur tangan pemerintah ialah untuk menghindari akibat-akibat negative dari system ekonomi bebas. Misalnya golongan yang makin lemah akan semakin tertindas dan golongan yang kuat semakin kokoh kedudukannya. Ciri khas system ekonomi sosialis ialah factor-faktor produksi dimiliki bersama-sama antar pemerintah dan pihak swasta. Mereka juga bersama-sama melakukan kegiatan ekonomi. Hak milik individu diakui sepenuhnya. Dasar yang digunakan dalam sistem ekonomi sosialis adalah ajaran Karl Marx, di mana ia berpendapat bahwa apabila kepemilikan pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelas-kelas sehingga akan menguntungkan semua pihak.
          Lawan atau teori berseberangan dari ekonomi sosialisme adalah ekonomi kapitalisme. Teori yang dikemukakan oleh sistem ekonomi sosialisme berbeda pemahaman dengan sistem ekonomi kapitalisme.






B. Rumusan Masalah
          Dari penjelasan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah dari mazhab/aliran sistem ekonomi sosialisme ?
2. Hal apakah yang membuat sistem ekonomi sosialisme berbeda pemahaman dengan sistem ekonomi kapitalisme ?
C. Tujuan Penulisan
          Dari perumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui arti sejarah dari mazhab/aliran sosialisme dan memahami sistem ekonomi sosialisme.
2. Mengetahui hal-hal apa saja yang membuat sistem ekonomi sosialisme dan sistem ekonomi kapitalisme berbeda.
3. Mengetahui dampak sistem ekonomi sosialisme bagi pelaku-pelaku ekonomi


















BAB II
“ PEMBAHASAN “
SISTEM EKONOMI SOSIALISME

A. Sejarah Lahirnya Sistem Ekonomi Sosialisme
            Pemikiran-pemikiran mazhab/aliran Klasik dinilai oleh para pemikir ekonomi selanjutnya banyak terdapat kelemahan-kelemahan, dan merugikan masyarakat, terutama banyak merugikan kaum buruh. Maka kemudian lahirlah mazhab baru yang dinamakan mazhab sosialisme.
            Mazhab Sosialisme dikatakan lahir dan bekembang sebagai reaksi terhadap akibat buruk dari adanya revolusi industri. Yaitu, Dalam sejarahnya, revolusi industri tidak serta merta ada begitu saja. Revolusi ini muncul sesudah masyarakat Eropa melampaui masa kegelapan. Masa di mana “pemikiran” mereka mengalami ke-mandeg-an. Renaisance yang muncul pada abad 17 membuat manusia Eropa terlecut, dan kembali ke jalan pemikiran. Dan kesadaran berfikir inilah yang memiliki peran penting membawa manusia Eropa (Inggris khususnya) ke dalam sebuah perubahan besar. Revolusi industripun lahir, di antara puing-puing peradaban Yunani. Manusia-manusia Eropa bergerak, dan segera merubah dunia mereka. Corak agraris, dirubah menjadi industris. Tenaga-tenaga manusia mulai diganti gerak-gerak mesin yang bermunculan setelah ditemukannya mesin uap. Pabrik-pabrikpun segera saja mengisi sudut-sudut Eropa modern.
            Revolusi industri tidak hanya merubah Eropa dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industris, tapi lebih dari itu. Sistem sosial masyarakatnya pun perlahan berubah. Muncul strata-strata baru di dalamnya. Penggolongan tidak lagi didasarkan pada keturunan dan agama, tidak lagi hanya siapa yang bangsawan dan yang bukan. Kondisi ini ada kerena munculnya kelas-kelas baru, kaum buruh (proletar) dan pemodal (borjuis) yang memegang kapital. Di sini siapa yang mampu mengendalikan kapital dialah yang berkuasa. Revolusi Industri memang membawa kemajuan dan banyak kekayaan, sungguhpun pada kenyataannya banyak dari rakyat terutama kaum buruh yang hidupnya tetap miskin karena gaji buruh bukan hanya sangat rendah tetapi juga selalu ditekan.
          Para tokoh pemikir Sosialisme sangat anti terhadap kapitalisme, karena meraka yang semakin kaya itu adalah hanya kaum pemilik modal atau kaum kapitalis, dengan demikian tejadi kesenjangan ataupun ketimpangan pola hidup, yaitu jurang yang semakin dalam antara si kaya dan miskin. Sosialisme merupakan doktrin yang menyokon pemilikan dan pengawasan publik terhadap alat-alat produksi utama, adapun tujuannya untuk mencapai distribusi barang yang lebih efisien dan adil.
          Prinsip-prinsip ajaran Sosialisme berakar pada transformasi ekonomi, sosial, dan kultural eropa selama abad 18 sampai 19. Ide pokok lahirnya adalah dari suatu ketidak puasan manusia yang terus menerus akan kondisi eksistensinya. Ketidak-puasan itu tercermin dalam hasrat mereka untuk mengatasi berbagai rupa kelangkaan, ketidakadilan, dan persoalan sosial serta kerinduan akan keadilan, kebahagiaan, kesempurnaan.
          Secara garis besar, faktor-faktor yang mendorong lahirnya Sosialisme:
1. Karena adanya revolusi Industri
2. Karena bangkitnya kaum borjuis (majikan) dan kaum proletariat (buruh)
3. Munculnya pemikiran-pemikiran baru yang lebih terpelajar, dan lebih rasional terhadap kehidupan manusia & masyarakatnya.
          Perkembangan dan upaya semua pengejaran terhadap kekayaan pribadi dianggap oleh mazhab Sosialisme sebagai akar ketidak adilan diantara manusia, dan sebagai penyebab keruntuhan moral serta buruknya orde masyarakat. Oleh sebab itu, penghapusan atas hak-hak milik swasta atau pun pengawasan terhadap manifestasinya yang tidak diinginkan adalah merupakan ajaran pokok Sosialisme.
          Para tokoh pemikir Sosialisme menyatakan bahwa sesungguhnya kaum buruh (tenaga kerja) adalah sumber dari seluruh kekayaan, oleh sebab itu kaum pekerja seharusnya mendapatkan seluruh hasil usahanya. Sosialisme juga mempertahankan bahwa karena produksi adalah usaha kolektif, dibawah sistem pabrik industri, maka kepemilikan berbagai rupa alat-alat produksi harus pula secara kolektif.
B. Perspektif Sistem Ekonomi Sosialisme
1.      Ciri-ciri sistem ekonomi sosialisme :
-          Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme). Yaitu, masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi belaka. Dan tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
-          Peran pemerintah sangat kuat. Yaitu, pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan. Dan alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
-          Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi. Yaitu, pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis). Dan pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat kapitalis).
-          Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
-          Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
2.      Kelebihan-kelebihan sistem ekonomi sosialisme :
-          Disediakannya kebutuhan pokok :
Setiap warga Negara disediakan kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada dalam pengawasan Negara.
-          Didasarkan perencanaan Negara :
Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan Negara Yang sempurna, diantara produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti yang berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi.
-          Produksi dikelola oleh Negara :
Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan Negara.
3.      Kelemahan-kelemahan sistem ekonomi sosialisme :
-           Sulit melakukan transaksi :
Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan makanan sebanyak dua kali. Jual beli sangat terbatas, demikian pula masalah harga juga ditentukan oleh pemerintah, oleh karena itu stabilitas perekonomian Negara sosialis lebih disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara, bukan ditentukan oelh mekanisme pasar.
-           Membatasi kebebasan:
System tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan individu yang menghambatnya dalam memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak, ini menunjukkan secara tidak langsung system ini terikat kepada system ekonomi dictator. Buruh dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.
-          Mengabaikan pendidikan moral :
Dalam system ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidikan moral individu diabaikan.
-          Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan (Maka kreativitas masyarakat tehambat, produktivitas menurun, produksi dan perekonomian akan mandeg).

4.      Kritik dan keberatan tentang sosialisme dapat dikelompokkan menjadi :
-          Harga
-          Keuntungan dan kerugian
-          Hak milik pribadi
5.      Tujuan dari Sistem  Ekonomi Sosialisme adalah :
-          Distribusi kekayaan secara merata, agar supaya dapat menghapuskan bermacam-macam kelas didalam tubuh masyarakat.
-          Menghapus pemilikan pribadi. Ajaran ini mendahulukan kepentingan orang banyak dari pada kepentingan individu. Mengakui hak milik pribadi bagi kaum sosialis merupakan kezaliman dan penyimpangan sehingga harus dihapus. Segala usaha yang mengarah kepada pengakuan hak milik pribadi harus dimusnahkan, walaupun dengan jalan kekerasan dan membangkitkan dengki.
-          Ingin menegakkan keadilan dan keseimbangan dalam ekonomi.
C. Perbedaan Pemahaman Antara Sistem Ekonomi Sosialisme dan Sistem Ekonomi     Kapitalisme
          Sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan untuk kemakmuran bersama, filosofi ekonomi sosialis adalah bagaimana mendapatkan kesejahteraan, sedangkan sistem ekonomi kapitalisme adalah sistem ekonomi dimana kekayaan produktif terutama dimiliki secara pribadi dan produksi terutama untuk penjualan. Tujuan dari pemilikan pribadi tersebut adalah untuk mendapatkan suatu keuntungan yang lumayan dari penggunaan kekayaan pruduktif.
Perkembangan sosialisme dimulai dari kritik terhadap kapitalisme yang pada waktu itu kaum kapitalis atau kaum borjuis mendapat legitimasi gereja untuk mengeksploitasi buruh. Inilah yang menjadikan Karl Marx mengkritik sistem kapitalis sebagai ekonomi yang tidak sesuai dengan aspek kemasyarakatan.
            Ciri-ciri Pokok Dasar Produksi Materil dalam sosialisme ialah produksi besar secara maksimal dalam segala cabang perekonomian yang berdasarkan teknik yang semaju-majunya dan kerja yang bebas dari pemerasan dan penghisapan. Dibandingkan dengan kapitalisme, produksi dalam sosialisme menggunakan teknik yang lebih tinggi, yang satu berhubungan dengan yang lain dalam suatu kesatuan dalam seluruh Negara dan dibentuk atas dasar milik masyarakat atas alat-alat produksi serta perkembangannya diatur menurut rencana tertentu dalam keseluruhannya untuk kepentingan seluruh masyarakat, hingga tidak terbentur kepada rintangan-rintangan yang terdapat dalam kapitalisme yang berdasarkan milik pribadi atas alat-alat produksi. Produksi sosialis adalah suatu pemusatan produksi yang terbesar dengan menggunakan mekanisme yang tertinggi dalam dunia. Dalam masyarakat kapitalis mesin-mesin digunakan sebagai alat penghisapan dan pemerasan terhadap Rakyat pekerja dan hanya dimasukan ke dalam produksi, jika memperbesar keuntungan kaum kapitalis dan mengurangi upah kaum pekerja. Penggunaan mesin dalam masyarakat sosialis ditujukan untuk menghemat kerja dan untuk meringankan pekerjaan dalam segala bidang perekonomian dan untuk mempertinggi kesejahteraan Rakyat. Karenanya dalam masyarakat sosialis tidak ada pengangguran, mesin tidak dapat menjadi saingan kaum pekerja, bahkan memberi jasa sebesar-besarnya kepada kaum pekerja. Dibandingkan dengan dalam kapitalisme penggunaan mesin dalam sosialisme mendapatkan lapangan yang luas sekali.
            Likuidasi milik pribadi atas alat-alat produksi mengandung akibat, bahwa semua hasil ilmu pengetahuan dan teknik dalam sosialisme menjadi milik bersama seluruh masyarakat. Dalam perekonomian sosialis tidak mungkin ada terjadi menghentikan kemajuan teknik dengan sengaja, tetapi dalam sosialisme cara ini digunakan sebagai suatu metode oleh kaum kapitalis monopoli untuk kepentingan sendiri guna mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Produksi sosialis yang berkewajiban mencukupi keperluan masyarakat seluruhnya, menghendaki suatu perkembangan dan penyempurnaan bidang teknik dengan tak putus-putus: caranya ialah senatiasa mengganti alat-alat teknik yang lama dengan yang baru dan mengganti yang baru dengan yang terbaru. Dengan demikian timbullah suatu keharusan adanya penanaman-penanaman modal yang besar sekali dalam perekonomian Rakyat. Dengan adanya pemusatan alat-alat produksi dan akumulasi perekonomian yang terpenting didalam tangannya, Negara sosialis dapat membuat penanaman modal dalam segala cabang produksi. Berbeda dengan dalam kapitalisme, kemajuan teknik dalam sosialisme tidak terhambat oleh beban teknik yang lama. Dengan demikian sosialisme dapat menjamin bahwa teknik mesin modern dalam segala cabang produksi dilaksanakan dengan konsekuen, juga dalam bidang pertanian. Sebaliknya dalam masyarakat kapitalis, terutama dalam masyarakat negeri-negeri yang menjadi jajahan kapitalisme bidang pertanian dan beberapa cabang perekonomian masih berdasarkan atas pekerjaan perorangan.
Dalam sosialisme kedudukan kaum pekerja berubah sama sekali sampai kepada dasarnya. Kaum pekerja bukan lagi buruh yang terhisap dan terperas, yang hanya menerima upah sekedar agar tidak mati kelaparan. Seluruh rakyat pekerja dibebaskan dari penghisapan dan pemerasan; kaum pekerja perindustrian, kaum tani kolektif dan kaum cendekiawan pembela rakyat adalah unsur-unsur pokok yang menjadi dasar kehidupan masyarakat sosialis. Seluruh kaum pekerja bekerja untuk dirinya sendiri dan untuk masyarakat, tidak untuk kepentingan kaum penghisap dan kaum pemeras; itulah sebabnya, maka kaum pekerja berkepentingan sekali akan penyempurnaan produksi atas dasar penggunaan yang sebaik-baiknya alat-alat teknik yang ada.
Bersamaan dengan itu tingkat kualifikasi teknik kaum pekerja menjadi naik, yang menambah kegiatan ciptanya dalam kemajuan produksi dan penemuan baru alat-alat dan perkakas kerja. Kaum pekerja, kaum tani kolektif dan kaum cendekiawan pembela rakyat tidak sedikit memberikan bantuannya dalam kemajuan teknik, dalam menemukan norma-norma baru dalam bidang teknik. Dengan demikian pula dalam sosialisme dapat terjamin suatu perkembangan yang cepat dan tak putus-putus dari pada tenaga produktif.
D. Dampak Sistem Ekonomi Sosialisme
            Sistem Ekonomi Sosialis adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan bagi masyarakat, namun  seluruh aktivitas perekonomiannya direncanakan, dilaksanakan dan diawasi oleh pemerintah secara terpusat. Dan tentunya untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Sistem Ekonomi Sosialis sebenarnya bisa menjadi sistem perekonomian yang ideal di Indonesia ini. Namun jika pemerintahan yang tidak jujur seperti sekarang ini sangat rentan menimbulkan korupsi dan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan.
            Dampak penerapan sistem ekonomi sosialisme bagi :
1. Produsen
            Dampak bagi produsen jika suatu negara menerapkan sistem ekonomi sosialisme adalah produsen tidak secara bebas memproduksi barangnya karena semua alat-alat produksi (tanah, mesin-mesin, pabrik), diproduksi, dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah atau negara dan tidak ada hak milik pribadi atas alat-alat produksi tersebut. Seluruh kegiatan produksi juga dilakukan oleh negara dan tidak ada usaha swasta, semua perusahaan adalah perusahaan negara. Jumlah dan jenis barang yang harus diproduksi juga ditentukan oleh Badan Perencana Ekonomi Pusat yang dibentuk oleh pemerintah. Semua kegiatan yang dilakukan oleh produsen dikuasai oleh pemerintah atau negara dan produsen tidak secara bebas untuk memproduksi barang atau jasa. Dan keuntungannya digunakan untuk kepentingan negara/masyarakat.
2. Konsumen
            Dampak bagi konsumen jika suatu negara menerapkan sistem ekonomi sosialisme adalah konsumen sulit melakukan transaksi, yaitu tawar-menawar sangat sukar dilakukan karena harga barang/jasa ditentukan oleh pemerintah dan hak milik perorangan tidak diakui karena dibatasi oleh pemerintah/negara. Tiap-tiap individu juga mempunyai kebebasan yang relative terbatas dalam membuat ekonomi, sehingga dalam sistem ini akan membuat matinya inisiatif idiividu untuk maju karena sering terjadinya monopoli yang merugikan masyarakat sehingga masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih serta mengolah sumber daya, karena sumberdaya dikelola oleh pemerintah/negara.
3. Buruh
            Dampak bagi buruh/tenaga kerja jika suatu negara menerapkan sistem ekonomi sosialisme adalah semua warga masyarakat dalam sistem ini merupakan tenaga kerja/karyawan yang wajib ikut berproduksi sesuai dengan kemampuannya, yang kemudian diberi upah/gaji oleh negara sesuai dengan kebutuhannya. Dalam sistem ini terdapat pembagian pendapatan yang merata bagi kaum buruh, sehingga adanya kesejahteraan. Namun, walaupun demikian sistem ekonomi ini telah mengorbankan kemerdekaan manusia/pekerja secara pribadi. Karena, hak milik pribadi atas barang-barang produksi tidak ada, sehingga menyebabkan kurangnya dorongan untuk bekerja secara produktif.
4. Upah
            Dampak upah atau pendapatan bagi produsen, konsumen, ataupun pekerja dalam sistem ekonomi ini dapat terlaksana dengan cukup baik. Karena, pemerintah yang akan mengaturnya dan tentunya akan dilihat dari kondisi yang ada. Contohnya, untuk melindungi konsumen maka ditetapkan harga maksimum dan untuk melindungi produsen ditetapkan harga minimum, dan untuk melindungi para pekerja ditetapkan upah minimum agar dapat memenuhi standar kebutuhan hidup minimum yang layak.
5. Pertumbuhan Ekonomi
            Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai proses pengurangan atau penghapusan kemiskinan, kepincangan distribusi pendapatan, kemiskinan dan meningkatkan produksi barang dan jasa. Kondisi pertumbuhan ekonomi jika menerapkan sistem ekonomi sosialisme adalah sesuai dengan arti dan tujuan dari sistem ekonomi sosialisme yaitu pemerintah mengusahakan agar supaya semua masyarakat berusaha bersama-sama untuk kepentingan bersama juga. Yaitu mengutamakan kepentingan bersama terlebih dahulu, kemudian kepentingan individu. Dan seluruh kegiatan produksi diatur, dikelola, dan dimiliki oleh pemerintah dengan usaha untuk mendapatkan hasil yang banyak untuk kepentingan bersama. Jika dilihat dari ciri-ciri sistem ekonomi sosialisme, maka jika kita menganut sistem ini salah satu tujuannya yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
E. Contoh Negara Yang Menganut Sistem Ekonomi Sosialisme
            Sistem ekonomi ini dianut oleh negara-negara komunis, dimana pemerintah sepenuhnya menetukan corak kegiatan ekonomi yang akan dilakukan. Perencanaan dilakukan meliputi hampir semua aspek kehidupan ekonomi. Negara-negara yang pernah menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba, Uni Soviet(Rusia), Cina dan Laos. Sistem ekonomi ini pernah dianut juga oleh negara-negara di Eropa Timur yaitu Ceko, Polandia, Estonia, Lithuania, Latvia, dan Hungaria. Karena, pada akhir tahun 1980-an, negara-negara sosialis bekas Uni Soviet, Eropa Timur dan Tengah mengalami pertumbuhan ekonomi sangat rendah, dan sebagian mengalami pertumbuhan negatif. Tingkat kesejahteraan semua masyarakat dalam sistem sosialis jauh lebih rendah dibandingkan kesejahteraan masyarakat yang menganut mekanisme pasar. Pemerintah cenderung mendominasi permasalahan perekonomian, baik menjadikan beberapa industri menjadi milik negara dan tidak adanya pengakuan terhadap hak-hak pribadi.
Kita mengambil contoh negara Uni Soviet.
Uni Soviet  adalah negara komunis yang pernah ada antara tahun 1922-1991 di Eurasia. Uni Soviet menganut sistem politik satu partai yang didominasi oleh Partai Komunis hingga 1990. Walaupun Uni Soviet sebenarnya adalah suatu kesatuan politik dari beberapa republik Soviet dengan ibu kota di Moskwa, nyatanya Uni Soviet menjelma menjadi negara yang pemerintahannya sangat terpusat dan menerapkan sistem ekonomi komando.
Pemerintah negara Uni Soviet pernah mencoba menerapkan sistem ekonomi sosialis yang dicetuskan Karl Marx dalam kitabnya, Das Kapital. Pemerintah mengusahakan pemerataan ekonomi penduduk dengan menguasai dan mengontrol semua sumber daya alam, industri-industri penting, perbankan, dan sarana publik. Tujuan akhir dari sistem ini adalah, kesejahteraan yang merata dalam masyarakat tanpa ada hirarki kelas sosial.
Namun, sebelum cita-cita tersebut tercapai, sistem sosialis runtuh karena perselisihan antar pimpinan dan korupsi di dalam tubuh pemerintah itu sendiri. Dengan kata lain, sistem ekonomi sosialis tidak berhasil memeratakan kesejahteraan rakyat namun malah memperpuruk rakyat ke dalam kemiskinan karena dominasi pemerintah membuat roda perekonomian tidak berkembang. Hal ini juga terjadi karena adanya ketidakpuasan masyarakat dan negara bagiannya terhadap kondisi-kondisi ekonomi yang dijalankannya.
Pada 1990 pemerintah Soviet praktis telah kehilangan seluruh kendali terhadap kondisi-kondisi ekonomi. Pengeluaran pemerintah meningkat dengan tajam karena semakin meningkatnya usaha-usaha yang tidak menguntungkan yang membutuhkan dukungan negara sementara subsidi harga konsumen juga berlanjut.
Perolehan pajak menurun karena perolehan dari penjualan vodka merosot drastic karena kampanye anti alkohol dan karena pemerintahan republik dan pemerintah-pemerintah setempat menahan perolehan pajak dari pemerintah pusat di bawah semangat otonomi regional. Penghapusan kontrol pemerintah pusat terhadap keputusan-keputusan produksi, khususnya dalam sektor barang-barang konsumen, menyebabkan runtuhnya hubungan pemasok-produsen sementara hubungan yang baru tidak terbentuk. Jadi, bukannya merampingkan sistem, program desentralisasi Presiden Gorbachev menyebabkan kemacean-kemacetan produksi yang baru.
Saat ini Negara yang menganut sistem ekonomi sosialis sudah tidak ada lagi. Uni Soviet (sekarang Rusia) beserta negara-negara pengikutnya telah gagal dalam menjalankan prinsip sosialisme sebagai cara hidupnya baik secara ekonomi, moral, maupun sosial dan politik. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya kemampuan pemerintah pusat untuk menangani seluruh masalah yang muncul, baik di tingkat pusat maupun ditingkat daerah. Selain itu, pada kenyataannya telah terjadi banyak penyelewengan yang dilakukan oleh pemerintah.























BAB III
“ PENUTUP “

a. Kesimpulan :
            Sistem ekonomi sosialisme adalah sesuatu hal yang menyangkut tentang aspek hidup masyarakat secara luas dan bukan mengenai hak kepemilikan pribadi. Melainkan mendahulukan kepentingan orang banyak dari pada kepentingan individu/pribadi, karena visi dari ekonomi sosialisme adalah keslamatan bersama diatas keslamatan individu dan sama rata sama rasa.
            Dalam sistem ekonomi sosialis, masyarakatnya bebas. Namun, Negara/pemerintah juga sangat berperan penting, disini Negara bisa berbuat sewenang-wenang agar supaya kebutuhan setiap masyarakat dapat disesuaikan dan terpenuhi dengan baik.

b. Saran :
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan informasi dari mazhab/aliran ekonomi sosialisme, teori-teorinya dan sampai kepada perbedaan pemahaman dengan ekonomi kapitalisme. Juga lebih menambah pengetahuan kita dibidang perekonomian Indonesia.
Sebagai  generasi muda, marilah kita berusaha membantu pemerintah dalam usaha mengembangkan perekonomian. Walaupun dalam hal yang kecil seperti berbisnis kecil-kecilan dan menjalankan kewajiban kita kepada pemerintah dengan baik. Karena, Pertumbuhan perekonomian membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Yaitu jika perekonomian dinegara kita baik, maka negara kita akan sejahtera dan akan lebih maju lagi seperti negara-negara yang lain













“ DAFTAR PUSTAKA “

-          Darwin Iskandar, Sistem Perekonomian Sosialis.

-          Zonaeksis.com

-          Drs. Wahyu Hidayat R, M.M, Konsep Sistem Ekonomi.

-          http://kaisar-forum.com/index.php?topic=466.0

-          Drs. Sudrajad, MM. Perkembangan sistem perekonomian dan pengaruh kondisi perekonomian terhadap bisnis. Universitas Mercu Buana.

-          Blog’e Emas Abib, Perekonomian Indonesia

-          Khhaiirunnisa Fathin Blog, Sistem Perekonomian Indonesia

-          http://www.seputarforex.com/berita/forex/detail.php?nid=93382&, negara Uni Soviet

-          Wikipedia Internet :

1. EKONOMI PEMBANGUNAN, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
    2012
2. REFERENSI MAKALAH

 
















“PERTANYAAN BESERTA JAWABAN DISKUSI”

1. Sdra. Bryan Tulus :
     -  Pertanyaan :
            “Mengapa harga, keuntungan, kerugian, dan hak milik pribadi merupakan kritik dan keberatan tentang sistem ekonomi sosialisme ?”
     -  Jawaban :
            “Harga, keuntungan, kerugian, dan hak milik pribadi merupakan kritik dan keberatan tentang sosialisme, karena : Pertama masalah harga. Karena harga ditentukan oleh pemerintah, maka jual beli sangat terbatas dan sulit untuk bertransaksi. Kedua masalah keuntungan dan kerugian. Contohnya, pada saat melakukan tawar-menawar. Karena harga ditentukan oleh pemerintah maka sulit untuk melakukan tawar-menawar. Mungkin dengan keuntungan/pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat sebagai suatu upah dari pemerintah hanya pas-passan atau hanya secukupnya, dengan rencana akan membeli makanan sebanyak 3 kali sehari, maka dengan sulitnya tawar-menawar tersebut maka masyarakat hanya mampu membeli makanan sebanyak 2 kali sehari. Hal ini masyarakat terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadinya. Dan yang ketiga hak milik pribadi. Dalam sistem ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidikan moral individu diabaikan. Dan tidak ada kebebasan bagi individu untuk memilih pekerjaan padahal ini merupakan hak pribadinya, sehingga kreativitas masyarakat menjadi terhambat dan produktivitas perkonomian menurun.”

2. Sdra. Ade Ch. Tahulending :
     - Pertanyaan :
          “ Tadi dikatakan bahwa secara garis besar ada 3 faktor yang mendorong lahirnya sosialisme, yaitu karena adanya revolusi industri, karena kaum borjuis (majikan) dan kaum proletariat (buruh), munculnya pemikiran-pemikiran baru yang lebih terpelajar, dan lebih rasional terhadap kehidupan manusia & masyarakatnya. Yang akan saya tanyakan adalah tentang faktor yang kedua. Coba jelaskan mengenai kaum borjuis (majikan) dan kaum proletariat (buruh) sebagai salah satu faktor pendorong lahirnya sosialisme ?”
     - Jawaban :
          “Karena, pada waktu zaman ekonomi klasik kaum borjuis (majikan) dan kaum proletariat (buruh) ini muncul sebagai kelas-kelas baru yang didalamnya yaitu siapa yang mampu mengendalikan kapital/modal dialah yang berkuasa/menjadi majikan dan kaum buruh hidupnya tetap kekurangan dan miskin karena gaji buruh bukan hanya sangat rendah tetapi juga selalu ditekan. Karena salah satu hal inilah maka sistem ekonomi sosialisme muncul, karena dalam sistem ekonomi sosialisme pengejaran terhadap kekayaan pribadi dianggap sebagai akar ketidak adilan diantara manusia, dan sebagai penyebab keruntuhan moral serta buruknya orde masyarakat. Oleh sebab itu, penghapusan atas hak-hak milik swasta atau pun pengawasan terhadap manifestasinya yang tidak diinginkan adalah merupakan ajaran pokok Sosialisme. Para tokoh pemikir Sosialisme menyatakan bahwa sesungguhnya kaum buruh (tenaga kerja) adalah sumber dari seluruh kekayaan, oleh sebab itu kaum pekerja seharusnya mendapatkan seluruh hasil usahanya.”

3. Sdra. Stevenly Edward :
     - Pertanyaan :
          “Tadi dikatakan bahwa sosialisme merupakan untuk kepentingan/milik bersama, namun bagaimana bagi pemodal ? Apakah mereka sudah tidak berinvestasi lagi ? Karena sistem ini untuk kepentingan bersama dan bukan untuk kepentingan pribadi, sedangkan para pemodal berinvestasi untuk mencapai keuntungan ?”
     - Jawaban :
          “Yah.. Sistem ekonomi sosialisme merupakan suatu sistem yang tidak menyetujui kepentingan-kepentingan pribadi contohnya seperti sistem kapitalisme, karena dalam sistem ekonomi kapitalisme mengutamakan kepentingan pribadi bukan kepentingan bersama. Karena itu dalam sistem ini walaupun masyarakatnya bebas namun tetap mengikuti prosedur dari pemerintah. Yaitu mengutamakan kepentingan bersama, dan hanya ada perusahaan negara bukan swasta. Pemodal boleh berinvestasi, asalkan tujuannya yang pertama untuk kepentingan bersama kemudian kepentingan pribadi.”